Hukum MLM dalam ajaran islam


HUKUM MULTI LEVEL MARKETING [ML


M].

๐Ÿ”บ๐Ÿ”บ๐Ÿ”บ๐Ÿ”บ๐Ÿ”บ๐Ÿ”บ


Mengutip dari Wikipedia, MLM yang juga dikenal dengan istilah pemasaran berjenjang, atau penjualan piramida, atau pemasaran berantai adalah strategi pemasaran di mana tenaga penjual (sales) tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan, tetapi juga atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut. Tenaga penjual yang direkrut tersebut dikenal dengan anggota "downline".


Gambaran pemasaran MLM adalah sebagai berikut:

Seseorang membeli produk suatu perusahaan dengan imbalan dia akan mendapatkan kesempatan untuk mencari konsumen (downline) untuk membeli produk tersebut. Sebagai imbalannya dia akan mendapatkan imbalan berupa poin yang nantinya bisa ditukar dengan beberapa hadiah besar biasanya. Para downliner tersebut nantinya juga akan mencari konsumen baru untuk membeli produk tersebut. Jika mereka berhasil maka orang yang pertama kali menawarkan produk itu kepada mereka juga akan mendapatkan poin. Begitu seterusnya ke bawah.


Contohnya begini:

Tono memutuskan untuk membeli produk dari PT. Hancur Lebur senilai Rp.1000.000. Sebagai imbalannya, dia boleh memasarkan produk tersebut dengan upah tertentu. Ternyata dia berhasil mendapatkan 2 orang. Kemudian kedua orang tersebut masing-masing mendapatkan dua orang, dan begitu seterusnya. Dan yang menarik, Tono akan terus mendapatkan imbalan jika konsumen yang berada di dalam jaringannya semakin bertambah. 


Lantas apa hukum muamalah seperti ini?

Dijelaskan oleh Komite Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan Fatwa (no.22935) pada tanggal 14 Rabi'ul Awal 1425 bahwa hukumnya adalah haram.

Berikut ini adalah nukilan fatwa tersebut.


Soal:

ูˆุฑุฏุช ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ุฌู†ุฉ ุงู„ุฏุงุฆู…ุฉ ู„ู„ุจุญูˆุซ ุงู„ุนู„ู…ูŠุฉ ูˆุงู„ุฅูุชุงุก ุฃุณุฆู„ุฉ ูƒุซูŠุฑุฉ ุนู† ุนู…ู„ ุดุฑูƒุงุช ุงู„ุชุณูˆูŠู‚ ุงู„ู‡ุฑู…ูŠ ุฃูˆ ุงู„ุดุจูƒูŠ ู…ุซู„ ุดุฑูƒุฉ (ุจุฒู†ุงุณ) ูˆ (ู‡ุจุฉ ุงู„ุฌุฒูŠุฑุฉ) ูˆุงู„ุชูŠ ูŠุชู„ุฎุต ุนู…ู„ู‡ุง ููŠ ุฅู‚ู†ุงุน ุงู„ุดุฎุต ุจุดุฑุงุก ุณู„ุนุฉ ุฃูˆ ู…ู†ุชุฌ ุนู„ู‰ ุฃู† ูŠู‚ูˆู… ุจุฅู‚ู†ุงุน ุขุฎุฑูŠู† ุจุงู„ุดุฑุงุก ، ู„ูŠู‚ู†ุน ู‡ุคู„ุงุก ุขุฎุฑูŠู† ุฃูŠุถุงً ุจุงู„ุดุฑุงุก ูˆู‡ูƒุฐุง ، ูˆูƒู„ู…ุง ุฒุงุฏุช ุทุจู‚ุงุช ุงู„ู…ุดุชุฑูƒูŠู† ุญุตู„ ุงู„ุฃูˆู„ ุนู„ู‰ ุนู…ูˆู„ุงุช ุฃูƒุซุฑ ุชุจู„ุบ ุขู„ุงู ุงู„ุฑูŠุงู„ุงุช، ูˆูƒู„ ู…ุดุชุฑูƒ ูŠู‚ู†ุน ู…ู† ุจุนุฏู‡ ุจุงู„ุงุดุชุฑุงูƒ ู…ู‚ุงุจู„ ุงู„ุนู…ูˆู„ุงุช ุงู„ูƒุจูŠุฑุฉ ุงู„ุชูŠ ูŠู…ูƒู† ุฃู† ูŠุญุตู„ ุนู„ูŠู‡ุง ุฅุฐุง ู†ุฌุญ ููŠ ุถู… ู…ุดุชุฑูƒูŠู† ุฌุฏุฏ ูŠู„ูˆู†ู‡ ููŠ ู‚ุงุฆู…ุฉ ุงู„ุฃุนุถุงุก ، ูˆู‡ุฐุง ู…ุง ูŠุณู…ูŠ ุงู„ุชุณูˆูŠู‚ ุงู„ู‡ุฑู…ูŠ ุฃูˆ ุงู„ุดุจูƒูŠ 


Telah datang banyak pertanyaan kepada  Komite Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan Fatwa Arab Saudi tentang perusahaan-perusahaan dengan model pemasaran piramid/berjenjang seperti Biznas dan Hibah Al-Jazirah yang mana secara ringkas kegiatannya adalah berupaya untuk meyakinkan orang untuk membeli suatu produk dengan dasar dia juga nantinya akan berupaya untuk meyakinkan orang lain untuk membeli produk tersebut, dan begitu seterusnya. Semkin bertambah tingkatan konsumen maka orang pertama akan mendapatkan imbalan yang lebih banyak (daripada modal awal yang dia keluarkan; pent.) terkadang mencapai ribuan riyal. Setiap peserta akan berupa untuk meyakinkan orang lain dengan iming-iming imbalan yang besar yang mungkin dia dapatkan jika berhasil mendapatkan anggota baru di bawah jaringannya dalam struktur keanggotaan. Dan inilah yang disebut dengan model pemasaran piramid atau berjenjang.


Jawab:


ุฃู† ู‡ุฐุง ุงู„ู†ูˆุน ู…ู† ุงู„ู…ุนุงู…ู„ุงุช ู…ุญุฑู…، ูˆุฐู„ูƒ ุฃู† ู…ู‚ุตูˆุฏ ุงู„ู…ุนุงู…ู„ุฉ ู‡ูˆ ุงู„ุนู…ูˆู„ุงุช ูˆู„ูŠุณ ุงู„ู…ู†ุชุฌ، ูุงู„ุนู…ูˆู„ุงุช ุชุตู„ ุฅู„ู‰ ุนุดุฑุงุช ุงู„ุขู„ุงู، ููŠ ุญูŠู† ู„ุง ูŠุชุฌุงูˆุฒ ุซู…ู† ุงู„ู…ู†ุชุฌ ุจุถุน ู…ุฆุงุช ، ูˆูƒู„ ุนุงู‚ู„ ุฅุฐุง ุนุฑุถ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุฃู…ุฑุงู† ูุณูŠุฎุชุงุฑ ุงู„ุนู…ูˆู„ุงุช


Jenis muamalah seperti ini adalah haram. Hal ini dikarenakan yang diinginkan adalah komisi/imbalan, dan bukan produk. Imbalannya bisa mencapai ribuan riyal. Padahal nilai (keuntungan) dari produk hanya beberapa ratus riyal saja. Setiap orang yang berakal jika dihadapkan pada dua pilihan tersebut pasti akan memilih komisi/imbalan. Oleh karena itu, sandaran perusahaan-perusahaan seperti itu dalam memasarkan dan mempromosikan adalah dengan menonjolkan jumlah imbalan (komisi) yang besar jika berhasil mendapatkan sales atau distributor baru. Serta akan mengiming-imingi mereka dengan keuntungan yang luar biasa hanya dengan sedikit modal, yaitu harga produk [yang dibeli di awal transaksi; pent] .


[Jadi, produk yang dipasarkan oleh perusahaan hanya sebagai kedok (kamuflase) semata, dan media untuk mendapatkan imbalan dan keuntungan]. Jika seperti ini hakikat dari muamalah tersebut seperti itu maka hal ini diharamkan secara syar'i dengan beberapa alasan sebagai berikut:


ุฃูˆู„ุงً :

ุฃู†ู‡ุง ุชุถู…ู†ุช ุงู„ุฑุจุง ุจู†ูˆุนูŠู‡ ، ุฑุจุง ุงู„ูุถู„ ูˆุฑุจุง ุงู„ู†ุณูŠุฆุฉ ، ูุงู„ู…ุดุชุฑูƒ ูŠุฏูุน ู…ุจู„ุบุงً ู‚ู„ูŠู„ุงً ู…ู† ุงู„ู…ุงู„ ู„ูŠุญุตู„ ุนู„ู‰ ู…ุจู„ุบ ูƒุจูŠุฑ ู…ู†ู‡ ، ูู‡ูŠ ู†ู‚ูˆุฏ ุจู†ู‚ูˆุฏ ู…ุน ุงู„ุชูุงุถู„ ูˆุงู„ุชุฃุฎูŠุฑ ، ูˆู‡ุฐุง ู‡ูˆ ุงู„ุฑุจุง ุงู„ู…ุญุฑู… ุจุงู„ู†ุต ูˆุงู„ุฅุฌู…ุงุน ، ูˆุงู„ู…ู†ุชุฌ ุงู„ุฐูŠ ุชุจูŠุนู‡ ุงู„ุดุฑูƒุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ุนู…ูŠู„ ู…ุง ู‡ูˆ ุฅู„ุง ุณุชุงุฑ ู„ู„ู…ุจุงุฏู„ุฉ ، ูู‡ูˆ ุบูŠุฑ ู…ู‚ุตูˆุฏ ู„ู„ู…ุดุชุฑูƒ ، ูู„ุง ุชุฃุซูŠุฑ ู„ู‡ ููŠ ุงู„ุญูƒู… . 


1. Di dalamnya terkandung riba dengan 2 jenisnya; riba fadhl dan riba nasรฎah. Anggota menyerahkan sedikit uang untuk mendapatkan uang yang banyak. Ini pada hakikatnya adalah membeli uang dengan uang dengan adanya selisih dan tempo. Ini merupakan riba yang diharamkan secara dalil dan kesepakatan ulama. Sementara produk yang dijual oleh perusahaan hanya merupakan kedok jual beli dan bukan merupakan tujuan utama anggota, sehingga tidak memberikan pengaruh secara hukum.


ุซุงู†ูŠุงً :

ุฃู†ู‡ุง ู…ู† ุงู„ุบุฑุฑ ุงู„ู…ุญุฑู… ุดุฑุนุงً ، ู„ุฃู† ุงู„ู…ุดุชุฑูƒ ู„ุง ูŠุฏุฑูŠ ู‡ู„ ูŠู†ุฌุญ ููŠ ุชุญุตูŠู„ ุงู„ุนุฏุฏ ุงู„ู…ุทู„ูˆุจ ู…ู† ุงู„ู…ุดุชุฑูƒูŠู† ุฃู… ู„ุง ؟ ูˆุงู„ุชุณูˆูŠู‚ ุงู„ุดุจูƒูŠ ุฃูˆ ุงู„ู‡ุฑู…ูŠ ู…ู‡ู…ุง ุงุณุชู…ุฑ ูุฅู†ู‡ ู„ุง ุจุฏ ุฃู† ูŠุตู„ ุฅู„ู‰ ู†ู‡ุงูŠุฉ ูŠุชูˆู‚ู ุนู†ุฏู‡ุง ، ูˆู„ุง ูŠุฏุฑูŠ ุงู„ู…ุดุชุฑูƒ ุญูŠู† ุงู†ุถู…ุงู…ู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ู‡ุฑู… ู‡ู„ ุณูŠูƒูˆู† ููŠ ุงู„ุทุจู‚ุงุช ุงู„ุนู„ูŠุง ู…ู†ู‡ ููŠูƒูˆู† ุฑุงุจุญุงً ، ุฃูˆ ููŠ ุงู„ุทุจู‚ุงุช ุงู„ุฏู†ูŠุง ููŠูƒูˆู† ุฎุงุณุฑุงً ؟ ูˆุงู„ูˆุงู‚ุน ุฃู† ู…ุนุธู… ุฃุนุถุงุก ุงู„ู‡ุฑู… ุฎุงุณุฑูˆู† ุฅู„ุง ุงู„ู‚ู„ุฉ ุงู„ู‚ู„ูŠู„ุฉ ููŠ ุฃุนู„ุงู‡ ، ูุงู„ุบุงู„ุจ ุฅุฐู† ู‡ูˆ ุงู„ุฎุณุงุฑุฉ ، ูˆู‡ุฐู‡ ู‡ูŠ ุญู‚ูŠู‚ุฉ ุงู„ุบุฑุฑ ، ูˆู‡ูŠ ุงู„ุชุฑุฏุฏ ุจูŠู† ุฃู…ุฑูŠู† ุฃุบู„ุจู‡ู…ุง ุฃุฎูˆูู‡ู…ุง ، ูˆู‚ุฏ ู†ู‡ู‰ ุงู„ู†ุจูŠ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุนู† ุงู„ุบุฑุฑ ، ูƒู…ุง ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู… ููŠ ุตุญูŠุญู‡


2. Ini adalah ketidakjelasan [dalam muamalah, pent] yang diharamkan dalam syariat. Ini dikarenakan anggota tidak mengetahui apakah dia akan berhasil mendapatkan sejumlah anggota/sales sesuai dengan yang diharapkan apakah tidak. Dan pemasaran model berjenjang seperti ini meskipun berjalan namun pasti akan sampai pada titik akhir yang berhenti padanya. Anggota tidak pernah tahu ketika dia bergabung dalam sistem ini apakah dia akan berada di jenjang yang tinggi sehingga dia akan untung, atau sebaliknya dia akan berada di jenjang bawah sehingga dia akan rugi? Dan faktanya adalah bahwa kebanyakan anggota berada dalam keadaan merugi, kecuali sedikit anggota yang berada di jenjang atas. Dan inilah hakikat dari ketidakjelasan/kesamaran (dalam muamalah), yaitu berputarnya suatu perkara pada dua pilihan, yang didominasi oleh perkara yang dikhawatirkan (yaitu kerugian). Sementara Nabi telah melarang dari Gharar (ketidakjelasan dalam muamalah) sebagaimana dalam riwayat Muslim dalam Shahihnya.


ุซุงู„ุซุงً :

ู…ุง ุงุดุชู…ู„ุช ุนู„ูŠู‡ ู‡ุฐู‡ ุงู„ู…ุนุงู…ู„ุฉ ู…ู† ุฃูƒู„ ุงู„ุดุฑูƒุงุช ู„ุฃู…ูˆุงู„ ุงู„ู†ุงุณ ุจุงู„ุจุงุทู„ ، ุญูŠุซ ู„ุง ูŠุณุชููŠุฏ ู…ู† ู‡ุฐุง ุงู„ุนู‚ุฏ ุฅู„ุง ุงู„ุดุฑูƒุฉ ูˆู…ู† ุชุฑุบุจ ุฅุนุทุงุกู‡ ู…ู† ุงู„ู…ุดุชุฑูƒูŠู† ุจู‚ุตุฏ ุฎุฏุน ุงู„ุขุฎุฑูŠู† ، ูˆู‡ุฐุง ุงู„ุฐูŠ ุฌุงุก ุงู„ู†ุต ุจุชุญุฑูŠู…ู‡ ููŠ ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰:


ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ู„َุง ุชَุฃْูƒُู„ُูˆุง ุฃَู…ْูˆَุงู„َูƒُู… ุจَูŠْู†َูƒُู… ุจِุงู„ْุจَุงุทِู„ِ


3. Dalam muamalah ini terdapat unsur memakan harta orang lain secara batil yang dilakukan oleh perusahaan, di mana tidak ada yang mendapatkan keuntungan kecuali perusahaan dan orang-orang yang mereka inginkan dengan tujuan untuk menipu orang lain. Dan ini yang telah datang keharamannya dalam firman Allah:


ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ู„َุง ุชَุฃْูƒُู„ُูˆุง ุฃَู…ْูˆَุงู„َูƒُู… ุจَูŠْู†َูƒُู… ุจِุงู„ْุจَุงุทِู„ِ


"Wahai orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta sesama kalian dengan cara yang batil." [An-Nisรข:29]


ุฑุงุจุนุงً :

ู…ุง ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ู…ุนุงู…ู„ุฉ ู…ู† ุงู„ุบุด ูˆุงู„ุชุฏู„ูŠุณ ูˆุงู„ุชู„ุจูŠุณ ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุงุณ ، ู…ู† ุฌู‡ุฉ ุฅุธู‡ุงุฑ ุงู„ู…ู†ุชุฌ ูˆูƒุฃู†ู‡ ู‡ูˆ ุงู„ู…ู‚ุตูˆุฏ ู…ู† ุงู„ู…ุนุงู…ู„ุฉ ูˆุงู„ุญุงู„ ุฎู„ุงู ุฐู„ูƒ ، ูˆู…ู† ุฌู‡ุฉ ุฅุบุฑุงุฆู‡ู… ุจุงู„ุนู…ูˆู„ุงุช ุงู„ูƒุจูŠุฑุฉ ุงู„ุชูŠ ู„ุง ุชุชุญู‚ู‚ ุบุงู„ุจุงً ، ูˆู‡ุฐุง ู…ู† ุงู„ุบุด ุงู„ู…ุญุฑู… ุดุฑุนุงً ، ูˆู‚ุฏ ู‚ุงู„ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… : ( ู…ู† ุบุด ูู„ูŠุณ ู…ู†ูŠ ) ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู… ููŠ ุตุญูŠุญู‡ ูˆู‚ุงู„ ุฃูŠุถุงً : ( ุงู„ุจูŠุนุงู† ุจุงู„ุฎูŠุงุฑ ู…ุง ู„ู… ูŠุชูุฑู‚ุง ، ูุฅู† ุตุฏู‚ุง ูˆุจูŠّู†ุง ุจูˆุฑูƒ ู„ู‡ู…ุง ููŠ ุจูŠุนู‡ู…ุง ، ูˆุฅู† ูƒุฐุจุง ูˆูƒุชู…ุง ู…ุญู‚ุช ุจุฑูƒุฉ ุจูŠุนู‡ู…ุง ) ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡ .


4. Dalam muamalah ini terdapat unsur penipuan dan pengaburan terhadap orang-orang, dari sisi mengesankan bahwa produk adalah sesuatu yang inginkan dalam muamalah ini, padahal faktanya tidak seperti itu. Dan juga dari sisi membuat mereka tergiur dengan imbalan/komisi yang besar yang seringnya tidak terwujud.


Dan ini adalah penipuan yang diharamkan dalam syariat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


ู…ู† ุบุด ูู„ูŠุณ ู…ู†ูŠ


"Barang siapa yang menipu maka bukan dia bukan termasuk bagian dari kami." [HR. Muslim]


Beliau juga bersabda:


ุงู„ุจูŠุนุงู† ุจุงู„ุฎูŠุงุฑ ู…ุง ู„ู… ูŠุชูุฑู‚ุง ، ูุฅู† ุตุฏู‚ุง ูˆุจูŠّู†ุง ุจูˆุฑูƒ ู„ู‡ู…ุง ููŠ ุจูŠุนู‡ู…ุง ، ูˆุฅู† ูƒุฐุจุง ูˆูƒุชู…ุง ู…ุญู‚ุช ุจุฑูƒุฉ ุจูŠุนู‡ู…ุง


"Penjual dan pembeli memiliki hak pilih [untuk meneruskan atau menghentikan akad; pent] selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan saling menjelaskan maka transaksi mereka akan diberkahi. Dan jika kedua berdusta dan menyembunyikan maka dicabut keberkahan transaksi mereka." [HR. Bukhari dan Muslim]


ูˆุฃู…ุง ุงู„ู‚ูˆู„ ุจุฃู† ู‡ุฐุง ุงู„ุชุนุงู…ู„ ู…ู† ุงู„ุณู…ุณุฑุฉ، ูู‡ุฐุง ุบูŠุฑ ุตุญูŠุญ ، ุฅุฐ ุงู„ุณู…ุณุฑุฉ ุนู‚ุฏ ูŠุญุตู„ ุงู„ุณู…ุณุงุฑ ุจู…ูˆุฌุจู‡ ุนู„ู‰ ุฃุฌุฑ ู„ู‚ุงุก ุจูŠุน ุงู„ุณู„ุนุฉ ، ุฃู…ุง ุงู„ุชุณูˆูŠู‚ ุงู„ุดุจูƒูŠ ูุฅู† ุงู„ู…ุดุชุฑูƒ ู‡ูˆ ุงู„ุฐูŠ ูŠุฏูุน ุงู„ุฃุฌุฑ ู„ุชุณูˆูŠู‚ ุงู„ู…ู†ุชุฌ ، ูƒู…ุง ุฃู† ุงู„ุณู…ุณุฑุฉ ู…ู‚ุตูˆุฏู‡ุง ุชุณูˆูŠู‚ ุงู„ุณู„ุนุฉ ุญู‚ูŠู‚ุฉ ، ุจุฎู„ุงู ุงู„ุชุณูˆูŠู‚ ุงู„ุดุจูƒูŠ ูุฅู† ุงู„ู…ู‚ุตูˆุฏ ุงู„ุญู‚ูŠู‚ูŠ ู…ู†ู‡ ู‡ูˆ ุชุณูˆูŠู‚ ุงู„ุนู…ูˆู„ุงุช ูˆู„ูŠุณ ุงู„ู…ู†ุชุฌ ، ูˆู„ู‡ุฐุง ูุฅู† ุงู„ู…ุดุชุฑูƒ ูŠุณูˆِّู‚ ู„ู…ู† ูŠُุณูˆِّู‚ ู„ู…ู† ูŠُุณูˆِّู‚ ، ู‡ูƒุฐุง ุจุฎู„ุงู ุงู„ุณู…ุณุฑุฉ ุงู„ุชูŠ ูŠُุณูˆู‚ ููŠู‡ุง ุงู„ุณู…ุณุงุฑ ู„ู…ู† ูŠุฑูŠุฏ ุงู„ุณู„ุนุฉ ุญู‚ูŠู‚ุฉ ، ูุงู„ูุฑู‚ ุจูŠู† ุงู„ุฃู…ุฑูŠู† ุธุงู‡ุฑ


Adapun yang mengatakan bahwa muamalah ini adalah bagian adalah bagian dari sistem pemasaran melalui keagenan (makelar) maka ini tidak benar. Hal ini dikarenakan sistem keagenan adalah suatu akad di mana agen/makelar mendapatkan komisi dari hasil penjualan produk. Adapun dalam sistem MLM maka anggota yang menyetorkan uang agar bisa memasarkan produk (sehingga jelas berbeda).

Sebagaimana dalam sistem keagenan tujuan utamanya adalah pemasaran produk secara hakiki. Berbeda dengan sistem MLM di mana yang menjadi tujuan utama adalah memasarkan imbalan (komisi) dan bukan produk. Oleh karena itu, anggota akan memasarkan kepada orang yang akan memasarkan (sales) kepada orang yang akan memasarkan (sales), dan begitu seterusnya. Hal itu jelas berbeda dengan sistem keagenan di mana agen (makelar) akan memasarkan produk kepada orang-orang yang memang menginginkan produk tersebut.

Jadi, perbedaan di antara kedua sistem ini sangat jelas.


ูˆุฃู…ุง ุงู„ู‚ูˆู„ ุจุฃู† ุงู„ุนู…ูˆู„ุงุช ู…ู† ุจุงุจ ุงู„ู‡ุจุฉ ูู„ูŠุณ ุจุตุญูŠุญ ، ูˆู„ูˆ ุณُู„ِّู…َ ูู„ูŠุณ ูƒู„ ู‡ุจุฉ ุฌุงุฆุฒุฉ ุดุฑุนุงً ، ูุงู„ู‡ุจุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ู‚ุฑุถ ุฑุจุง ، ูˆู„ุฐู„ูƒ ู‚ุงู„ ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ุณู„ุงู… ู„ุฃุจูŠ ุจุฑุฏุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…ุง : ( ุฅู†ูƒ ููŠ ุฃุฑุถ ، ุงู„ุฑุจุง ููŠู‡ุง ูุงุด ، ูุฅุฐุง ูƒุงู† ู„ูƒ ุนู„ู‰ ุฑุฌู„ ุญู‚ ูุฃู‡ุฏู‰ ุฅู„ูŠูƒ ุญู…ู„ ุชุจู† ุฃูˆ ุญู…ู„ ุดุนูŠุฑ ุฃูˆ ุญู…ู„ ู‚َุชٍّ ูุฅู†ู‡ ุฑุจุง ) ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ููŠ ุงู„ุตุญูŠุญ


Adapun yang mengatakan bahwa imbalan tersebut adalah hibah (pemberian) maka ini juga tidak benar. Dan seandainya itu dianggap hibah maka tidak semua hibah diperbolehkan secara syar'i. Hibah yang dihasilkan dari pemberian utang kepada orang lain adalah riba. Oleh karena itu berkata Abdullah bin Sallam berkata kepada Abu Burdah: "Sungguh engkau berada di suatu negeri di mana riba sangat menjamur di sana. Jika engkau memiliki hak (seperti piutang; pent) atas orang lain kemudian dia menghadiahkan kepadamu satu pikul jerami/rerumputan, atau gandum, atau Qatt (sejenis tumbuhan) maka itu adalah riba. [HR. Bukhari]


ูˆุงู„ู‡ุจุฉ ุชุฃุฎุฐ ุญูƒู… ุงู„ุณุจุจ ุงู„ุฐูŠ ูˆุฌุฏุช ู„ุฃุฌู„ู‡ ، ูˆู„ุฐู„ูƒ ู‚ุงู„ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… – ููŠ ุงู„ุนุงู…ู„ ุงู„ุฐูŠ ุฌุงุก ูŠู‚ูˆู„ : ู‡ุฐุง ู„ูƒู… ูˆู‡ุฐุง ุฃู‡ุฏูŠ ุฅู„ูŠ ، ูู‚ุงู„ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… : ( ุฃูู„ุง ุฌู„ุณุช ููŠ ุจูŠุช ุฃุจูŠูƒ ูˆุฃู…ูƒ ูุชู†ุธุฑ ุฃูŠู‡ุฏู‰ ุฅู„ูŠูƒ ุฃู… ู„ุง ؟ ) ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡


Maka hukum hibah adalah disesuaikan dengan hukum perkara yang menjadi sebab kemunculan hibah tersebut. Oleh karena itu tatkala berkata seorang petugas penarik zakat: "Ini untuk kalian, dan ini dihadiahkan untukku." Maka Rasulullah berkata: "Coba engkau duduk saja di rumah ayah dan ibumu, kemudian lihat apakah engkau akan diberi hadiah tersebut atau tidak?!" [HR. Bukhari dan Muslim]


ูˆู‡ุฐู‡ ุงู„ุนู…ูˆู„ุงุช ุฅู†ู…ุง ูˆุฌุฏุช ู„ุฃุฌู„ ุงู„ุงุดุชุฑุงูƒ ููŠ ุงู„ุชุณูˆูŠู‚ ุงู„ุดุจูƒูŠ ، ูู…ู‡ู…ุง ุฃุนุทูŠุช ู…ู† ุงู„ุฃุณู…ุงุก ، ุณูˆุงุก ู‡ุฏูŠุฉ ุฃูˆ ู‡ุจุฉ ุฃูˆ ุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ ، ูู„ุง ูŠุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ ู…ู† ุญู‚ูŠู‚ุชู‡ุง ูˆุญูƒู…ู‡ุง ุดูŠุฆุงً


Dan imbalan ini terjadi dengan sebab bergabungnya seseorang dalam sistem pemasaran MLM ini. Sehingga diberi nama apapun baik hibah atau hadiah atau selainnya maka itu tidak mengubah hakikat dan hukumnya sedikit pun.



Belum ada Komentar untuk "Hukum MLM dalam ajaran islam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel